Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Harian Katolik Kamis, 10 Maret 2022

Bacaan Pertama: Est 3:10a.10c-12.17-19

Di kala bahaya maut menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, "Tuhanku, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku, bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahkanlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorangpun selain dari Engkau, ya Tuhan.

Mazmur: 138:1-2a.2bc-3.7c-8

Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.

  1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
  2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
  3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikannya segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bacaan Injil: Matius 7:7-12

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mintalah, maka kamu akan diberikan; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Renungan

Doa adalah nafas hidup orang beriman. Tanpa doa bagaimana seseorang dapat mendekatkan diri dengan Penebusnya? Doa merupakan bagian dari kehidupan seseorang. Dengan kata lain, seseorang yang tidak berdoa adalah orang yang mati miskin secara rohani. Doa bukan sekedar sesuatu yang diijinkan tetapi merupakan sesuatu yang diperintahkan. Karena itu, ‘tidak berdoa’ merupakan suatu dosa.

Perintah untuk berdoa terasa sangat sederhana. Dalam perikup diatas terdapat tiga kali kata kerja imperatif muncul di ayat 7 yaitu: mintalah, carilah, ketuklah. Pengulangan ini berfungsi sebagai penekanan dan ini merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan.

Kata kerja yang mendapat imbuhan -lah pada kalimat membuat makna kalimat tersebut semakin tegas. Kita diperintahkan untuk terus menerus meminta, mencari dan mengetuk pintu hati Allah. Maka bila kita menyadari doa bukanlah sesuatu yang rutin dilakukan saja, tetapi merupakan kebutuhan manusia, atau doa merupakan karakter gaya hidup orang beriman.

Dengan “meminta” hendaknya manusia beriman tetap berusaha dengan “mencari” sambil berharap pada kasih Allah yang akan membukakan pintu saat mendengar harapan itu “ketukan” umatNya.

Manusia beriman bukanlah pribadi yang suka menuntut, melainkan pribadi yang mau berkurban dan berjuang untuk menghasilkan yang terbaik bagi orang lain. Hidup adalah perjuangan, kita berjuang sebagai anak Allah, dan berjuang bersama saudara atau saudari kita, dalam Allah.